Thursday, May 10, 2007

DR. Ingwer Nommensen



DR. INGWER NOMMENSEN dilahirkan di pulau Nordsrand antara Denmark dan Jerman pada tanggal 6 Februari 1834. dia berikrar untuk menjadi seorang misionaris ketika dia sakit keras, dan memang inilah yang merupakan satu-satunya tujuan hidupnya. Setelah dididik oleh Rheinische Mission Gesselschaft (RMG), dan ditahbiskan pada bulan Oktober 1861, beliau berangkat ke Sumatera. Ia tiba di Padang pada tanggal 14 Mei 1862. rencananya adalah bekerja di kalangan orang Batak. Kesulitan yang dihadapi pada awalnya yaitu adanya larangan untuk bekerja di daerah pedalaman dan adanya komitmen sesama misionaris untuk memusatkan perhatian di daerah Tapanuli Selatan. Setelah berusaha keras, Nommensen diizinkan bekerja di daerah Barus, dan mulailah beliau melayani beberapa orang Batak dan belajar bahasa mereka.
Nommensen melakukan perjalanannya ke daerah pedalaman pada tanggal 25 Oktober 1862. perjalanan tersebut dianggap sangat berhasil. Lalu beliau pindah ke Sipirok dan di sana bertugas untuk mendirikan sebuah sekolah. Pada bulan Nopember 1863, dia mengunjungi daerah silindung. Disini dia mengahadapi masalah sifat permusuhan dari raja-raja di daerah tersebut. Namun dia bertekad untuk dapat tinggal disana, mengenal sifat orang Batak dan melayani mereka. Keteguhan hatinya untuk hidup sederhana yang bersifat penyangkalan diri, ketekunan dan kepandaiannya di bidang pengobatan menyebabkan dia dapat tinggal dengan orang Batak dan melayani merekaj, jasmani dan rohani. Rencananya adalah untuk hidup jauh sama sekali dari kehidupan perekonomian setempat dan akhirnya mendirikan suatu koloni Kristen yang dapat memenuhi kebutuhan sendiri.
Orang-orang yang pertama, empat lelaki, empat wanita dan lima anak-anak, dibaptis oleh Nommensen pada tanggal 27 Agustus 1865. Dia juga mendirikan Huta Dame (kampung perdamaian) dengan sebuah gereja sederhana, sekolah dan beberapa rumah lain. Tantangan demi tantangan yang datang dari masyarakat, raja-raja bahkan dari lembaga Zending di Barmen dihadapi Nommensen dengan tabah dalam merealisasi cita-citanya.
Dalam sepucuk surat yang dikirimkannya ke Barmen, dia berbicara tentang suatu penglihatan yang dia peroleh tentang hari depan masyarakat yang dilayani ini :
Dalam roh saya melihat dimana-mana jemaat-jemaat Kristen, sekolah-sekolah dan gereja-gereja kelompok orang Batak tua dan muda yang berjalan ke gereja-gereja ini. Di setiap penjuru saya mendengar bunyi lonceng gereja yang memanggil orang-orang beriman dating ke rumah Allah. Saya melihat dimana-mana sawah-sawah dan kebun-kebun yang telah diusahakan, padang-padang penggembalaan dan hutan-hutan yang hijau, kampung-kampung dan kediaman-kediaman yang teratur yang didalamnya terdapat keturunan-keturunan yang berpakaian pantas. Selanjutnya saya meluahta pendeta-pendeta dan guru-guru pribumi sumatera berdiri di panggung-panggung dan di atas mimbar-mimbar menunjukkan cara hidup Kristen kepada yang muda maupun yang tua . anda mengatakan bahwa saya seorang pemimpi, tatapi saya berkata : tidak, saya tidak bermimpi. Iman saya meliahat inis emua; hal ini akanterjadi, karena seluruh kerajaan akan menjadi miliknya dan setiapa lidaka akan mengetahui bahawa kristsuaadalah Tuhan bagi kemuliaan alalah bapa. Karena itu, saya merasa gembira, walaupun rakyat mugkin menentang saya dan mungkin membuat segala macam rencana untk menentang firman Allah dari hati mereka. Sustau aliran berkat pastilah akan mengalira atas mereka. Hari sudah mulai terbit. Segera cahaya terang akan menembus, kemudian matahari kebenaran dalam segala kemuliaannya akan bersinar atas seluruh tepi-langit tanah batak dari selatan bahkan sampai ke pantai-pantai Laut Toba.
Menurut berbagai sumber, penglihatan tersebut diperolehnya ketika beliau di Siatas Barita Tarutung, tempat Salib Kasih sekarang. Ketika Nommensen meninggal pada tanggal 23 Mei 1918, gereja telah bertumbuh dan mencakup kurang lebih 180.000 orang anggota yang dibaptis, sekolah-sekolah yang berjumlah 510 buah itu mempunyai 32.700 orang murid yang terdaftar dan gereja yang dipimpin oleh 34 orang pendeta Batak yang ditahbiskan, 788 orang guru Injil dan 2.200 orang penatua.

Sumber : Pedersen, P.B. 1979 Daerah Batak dan Jiwa Protestan.

No comments: